Kamis, 29 Mei 2014

Siluet Senja di Pelupuk Mata



Kau tau, begitu sulit otak ku merangkai kata
aku ingin menciptakan kata-kata indah
berpuisi memuja cinta
seperti mereka
yang dipenuhi bunga-bunga lambang cinta
jemarinya mulus menyusuri huruf demi huruf
Ya,,, benar-benar BUNTU
kosong dan NIHIL
Sepertinya ada batu yang menghantam amigdala ku
dan terjadi emboli yang mengobstruksi arteri hidup ku
Sangat menyakitkan,
Apa mungkin, ini karena ada sesuatu yag masuk ke tubuh ku?
Entahlah, yang jelas baru saja virus menyerang hati ku
mungkin kau dapat merabanya, membengkak dan membesar
Terjadi komplikasi dalam tubuh ku

Hanya deras hujan yang hadir saat ini
Sepertinya ia tahu
Ia pancarkan siluet senja yang menari-nari di pelupuk mata
ada secangkir kopi manis hitam pekat di sana
di atas meja putih bersih itu
lama-lama meluap membanjiri meja itu
tak dapat dinikmati lagi
malah melumuri sekitarnya

Ah, benar-benar tak bernada
Cinta membuat saraf ku lumpuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar